Miris, melihat perkembangan anak waktu ini, dimana anak-anak kecil sudah menyanyikan lagu-lagu cinta. Lagu yang mestinya dinyanyikan oleh orang dewasa sudah dihapal dan biasa dinyanyikan oleh anak-anak seumuran TK dan SD.
“Dek hafal lagunya ST12 ?” tanyaku.
“Hapal mas. Lagu yang mana, Puspa ?” Jawab anak tersebut.
Kemudian tanpa disuruh, anak tersebut langsung bernyanyi. “... kau gadisku yang cantik, coba lihat aku disini, di sini ada aku yang sayang padamu ... Jangan-jangan kau menolak cintaku, jangan-jangan kau ragukan hatiku, ku kan selalu setia menunggu ... untuk jadi pacarmu ...”
Luar Biasa ? Anak-anak yang mestinya belum waktunya menyanyikan lagu seperti ST12, Kangen Band, Ungu, Dangdut Koplo, justru dihapal luar kepala -nglothok- [jw]. Apakah anak tersebut tahu arti lagu yang dinyanyikannya. Lalu, darimana anak tersebut bisa hafal lagu cinta tersebut. Siapakah yang mengajarinya. Televisi, radio, media lain, teman bermain atau orang tuanya sendiri.
Menilik ke belakang, zaman kakek nenek, ada yang namanya tembang dolanan, yang khusus diperuntukkan bagi anak-anak. Bahkan liriknya tidak hanya sekedar lirik tanpa makna, tetapi mengandung "pitutur luhur", nasehat, petuah, sikap menghargai alam, hormat-patuh kepada orang tua. Misalnya lagu "Cublak-Cublak Suweng", "Lir–Ilir", "Padhang Bulan", "Te Kate Dipanah", "Gundhul Pacul", "Jaranan", "Kotek-kotek".
Apakah ada yang hafal lagu tradisional itu. Jawabannya "belum tentu". *[adm]
Ditulis dalam Bahasa Jawa Oleh : Iman Surachna [Koordinator Sanggar Seni ABATA]
Editing/Alih Bahasa : Admin
“Dek hafal lagunya ST12 ?” tanyaku.
“Hapal mas. Lagu yang mana, Puspa ?” Jawab anak tersebut.
Kemudian tanpa disuruh, anak tersebut langsung bernyanyi. “... kau gadisku yang cantik, coba lihat aku disini, di sini ada aku yang sayang padamu ... Jangan-jangan kau menolak cintaku, jangan-jangan kau ragukan hatiku, ku kan selalu setia menunggu ... untuk jadi pacarmu ...”
Luar Biasa ? Anak-anak yang mestinya belum waktunya menyanyikan lagu seperti ST12, Kangen Band, Ungu, Dangdut Koplo, justru dihapal luar kepala -nglothok- [jw]. Apakah anak tersebut tahu arti lagu yang dinyanyikannya. Lalu, darimana anak tersebut bisa hafal lagu cinta tersebut. Siapakah yang mengajarinya. Televisi, radio, media lain, teman bermain atau orang tuanya sendiri.
Menilik ke belakang, zaman kakek nenek, ada yang namanya tembang dolanan, yang khusus diperuntukkan bagi anak-anak. Bahkan liriknya tidak hanya sekedar lirik tanpa makna, tetapi mengandung "pitutur luhur", nasehat, petuah, sikap menghargai alam, hormat-patuh kepada orang tua. Misalnya lagu "Cublak-Cublak Suweng", "Lir–Ilir", "Padhang Bulan", "Te Kate Dipanah", "Gundhul Pacul", "Jaranan", "Kotek-kotek".
Apakah ada yang hafal lagu tradisional itu. Jawabannya "belum tentu". *[adm]
Ditulis dalam Bahasa Jawa Oleh : Iman Surachna [Koordinator Sanggar Seni ABATA]
Editing/Alih Bahasa : Admin