Meminjam judul sebuah film karya H. Dedy Mizwar, yang sempat terkenal beberapa tahun lalu. Walaupun mungkin telah beberapa saat, judul ini nampaknya menjadi sesuatu yang tetap menarik dan patut diperbincangkan, diulas bahkan diangkat menjadi sebuah materi pengajian.
Hal inilah yang kemudian disampaikan dalam pengajian Malam Ahad, selepas Sholat Isya’, di serambi Masjid Al Hikmah Toyan. Banyak dari peserta pengajian, yang notabene adalah santri TPA Al Hikmah, kemudian bertanya, Apakah kiamat memang benar sudah dekat ? Apakah benar Tahun 2012 benar terjadi kiamat ? Pertanyaan yang menggelitik yang sebetulnya ringan jawabannya, namun perlu sebuah kemasan tersendiri dalam menyampaikan, mengingat usia mereka yang masih sangat dini.
Penyampaian materi yang disampaikan mencakup, tanda-tanda datangnya hari kiamat sampai dengan apa yang harus disiapkan dalam menghadapi akhir zaman itu. Di usia bumi yang sudah semakin tua, teknologi semakin modern dan canggih, jarak dan waktu serasa tiada batas, dan tantangan kehidupan sudah sedemikian komplek, menuntut anak-anak untuk lebih berhati-hati dan waspada dalam menjalani hidup dan kehidupan.
Dalam pengajian itu, Aan, Direktur TPA Al Hikmah, berpesan bahwa inilah dunia yang sedang kita jalani sekarang. Kita tidak mungkin lari dari semua ini. Tetaplah bermain seperti anak-anak pada umumnya, karena itu memang dunia mereka. Namun belajarlah untuk disiplin, belajarlah menghargai waktu. ”Kalau waktunya bermain, silahkan bermain, tapi perlu diingat kalau sudah waktunya belajar, mestinya juga belajar yang sungguh-sungguh. Begitu juga dengan kegiatan yang lain, harus disesuaikan waktunya. Jangan sampai waktunya mengaji, malah bermain.” kata Aan.
Persiapkan bekal yang cukup dalam menghadapi kiamat. Sholat yang sesuai tuntunan, tepat waktu, mengaji dengan benar, berbakti pada orang yang lebih tua, sisihkan rezeki untuk infak. Walaupun materi yang disampaikan tentang kiamat, namun pengajian dikemas dengan ringan, suasana sangat cair, diselingi senyuman bahkan gerai tawa. Diantaranya ketika membicarakan masalah infak. ”Menabung di TPA saja 5000 atau 10000 rupiah, namun kalau infak pengajian kok cuma 500 rupiah”, kata Aan yang diikuti tawa adik-adik.
Sungguh menyenangkan rasanya, mengetahui adik-adik peserta pengajian yang rata-rata masih Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan sebagian Sekolah Menengah Atas itu, masih mempunyai semangat untuk mengaji dan aktif di kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Masjid (UKM) Masjid Al Hikmah Toyan. ”Di masjid ini, melihat kegiatan dan semangat yang ada, rasanya masih ada secercah harapan, ditengah kecemasan dan kegalauanku akan perkembangan keislaman sekarang ini,”ungkap Aan.
Kuberharap, Masjid bukan hanya milik orang-orang tua yang sudah mendekat dengan ajal, namun milik kaum pemuda. Ayo semangat dan teruslah belajar menggali Islam, berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al Hadits, jemputlah ajal dengan senyuman termanismu. *[adm]
Hal inilah yang kemudian disampaikan dalam pengajian Malam Ahad, selepas Sholat Isya’, di serambi Masjid Al Hikmah Toyan. Banyak dari peserta pengajian, yang notabene adalah santri TPA Al Hikmah, kemudian bertanya, Apakah kiamat memang benar sudah dekat ? Apakah benar Tahun 2012 benar terjadi kiamat ? Pertanyaan yang menggelitik yang sebetulnya ringan jawabannya, namun perlu sebuah kemasan tersendiri dalam menyampaikan, mengingat usia mereka yang masih sangat dini.
Penyampaian materi yang disampaikan mencakup, tanda-tanda datangnya hari kiamat sampai dengan apa yang harus disiapkan dalam menghadapi akhir zaman itu. Di usia bumi yang sudah semakin tua, teknologi semakin modern dan canggih, jarak dan waktu serasa tiada batas, dan tantangan kehidupan sudah sedemikian komplek, menuntut anak-anak untuk lebih berhati-hati dan waspada dalam menjalani hidup dan kehidupan.
Dalam pengajian itu, Aan, Direktur TPA Al Hikmah, berpesan bahwa inilah dunia yang sedang kita jalani sekarang. Kita tidak mungkin lari dari semua ini. Tetaplah bermain seperti anak-anak pada umumnya, karena itu memang dunia mereka. Namun belajarlah untuk disiplin, belajarlah menghargai waktu. ”Kalau waktunya bermain, silahkan bermain, tapi perlu diingat kalau sudah waktunya belajar, mestinya juga belajar yang sungguh-sungguh. Begitu juga dengan kegiatan yang lain, harus disesuaikan waktunya. Jangan sampai waktunya mengaji, malah bermain.” kata Aan.
Persiapkan bekal yang cukup dalam menghadapi kiamat. Sholat yang sesuai tuntunan, tepat waktu, mengaji dengan benar, berbakti pada orang yang lebih tua, sisihkan rezeki untuk infak. Walaupun materi yang disampaikan tentang kiamat, namun pengajian dikemas dengan ringan, suasana sangat cair, diselingi senyuman bahkan gerai tawa. Diantaranya ketika membicarakan masalah infak. ”Menabung di TPA saja 5000 atau 10000 rupiah, namun kalau infak pengajian kok cuma 500 rupiah”, kata Aan yang diikuti tawa adik-adik.
Sungguh menyenangkan rasanya, mengetahui adik-adik peserta pengajian yang rata-rata masih Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan sebagian Sekolah Menengah Atas itu, masih mempunyai semangat untuk mengaji dan aktif di kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Masjid (UKM) Masjid Al Hikmah Toyan. ”Di masjid ini, melihat kegiatan dan semangat yang ada, rasanya masih ada secercah harapan, ditengah kecemasan dan kegalauanku akan perkembangan keislaman sekarang ini,”ungkap Aan.
Kuberharap, Masjid bukan hanya milik orang-orang tua yang sudah mendekat dengan ajal, namun milik kaum pemuda. Ayo semangat dan teruslah belajar menggali Islam, berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al Hadits, jemputlah ajal dengan senyuman termanismu. *[adm]