[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Ada kalanya, ketika hasil atau proses atas suatu pekerjaan yang kita jalani tidak sesuai dengan yang diinginkan, seringkali kita mengatakan, "Kenapa hasilnya seperti ini, coba dulu aku memilih jalan yang itu, pasti hasilnya akan lebih baik".
Hal itu mestinya tidak perlu terjadi, ketika pertama kali pilihan itu dijatuhkan, didasari dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Dalam hal ini, Islam telah mensyariatkan adanya shalat istikharoh. Banyak orang beranggapan bahwa, shalat istikharoh dilakukan bagi orang yang akan memilih pasangan hidup/menikah. Namun lebih dari itu, shalat istikharoh mestinya menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan dalam menghadapi permasalahan apapun.
Seiring dengan telah adanya ketetapan hati atas beberapa pilihan yang ada, sejak itu pula ikhtiar dan tawakkal harus ditanamkan guna melakoni ketetapan itu. Berusaha dengan sungguh-sungguh atas pilihan tersebut, memaksimalkan segala potensi dan kemampuan yang ada.
Ketika pilihan telah dijatuhkan, usaha telah dengan optimal dilakukan, kalaupun akhirnya hasilnya kurang memuaskan, bertawakkallah kepada Sang Rahman. Tidak "nglokro [jw]", tidak perlu berkecil hati, berbesar hatilah atas hasil dari apa yang telah diusahakan. Kita telah memilih, berlatihlah untuk menerima hasil itu.
Tidak mudah memang. Namun itulah makna bertanggung jawab atas pilihan kita. Sungguh, hidup itu penuh pilihan. Kita mestinya bangga karena apa yang kita pilih itu tidak karena nafsu, emosi, namun telah dilaksanakan sesuai syariat Islam yaitu shalat istikharoh.
Pesan yang sering saya sampaikan kepada adik-adik Rismas maupun TPA, "Dik, kamu telah memilih, hargai keputusanmu itu, kemudian usahakan sekuat tenagamu, bertanggung jawablah atas pilihanmu itu, perlu komitmen dan kerja keras. Masalah hasil, itu urusan Alloh". Hasbunalloh wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'man nashir. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]