:: Selamat Datang di Official Website Masjid Al Hikmah Toyan. Semoga bisa menjadi media berbagi dan media silaturahmi untuk saling memotivasi. Tingkatkan Ukhuwah, Jaga Istiqomah. Salam Ikhuwah. Indahnya Berbagi - Mari Menuju Kebaikan dan Perbaikan ::.
do follow

Website Masjid Al Hikmah Toyan

| Secara Bertahap Website Ini Akan Migrasi Ke Rumah Baru Kami | www.alhikmahtoyan.org

Kamis, 16 Juni 2011

Tegas Kepada Anak

Suatu ketika, seorang ibu mengajak anaknya yang berumur 5 tahun, jalan-jalan ke sebuah tempat rekreasi. Si Ibu menyadari bahwa di tempat rekreasi pasti banyak pedagang mainan.Oleh sebab itu, sejak dari rumah, Si Ibu telah membuat kesepakatan dengan Si Kecil untuk tidak dibelikan mainan setibanya di tempat rekreasi tersebut.

Ketika tiba di tempat rekreasi, dan sedang asyik bersantai, tiba-tiba seorang pedagang mainan mendatangi dan menawarkan mainan lucu kepada anaknya. Tak ayal, Si Kecil pun tergoda. Ia tak berhenti merengek untuk dibelikan mainan itu. Melihat rengekan Si Kecil disertai tangis kencang, akhirnya Si Ibu pun menyerah dan mengabulkan permintaan anaknya, karena tidak mau anaknya terus menangis.

Fenomena di atas tentu sering kita jumpai. Pada kasus tersebut, Sang Ibu alpa bahwa sikapnya yang tidak tegas itu, telah mengajarkan kepada anak untuk tidak konsisten. Jika sudah sekian kali perjanjian serupa berulang dengan keputusan yang sama, anak pun akan berpikir bahwa kata "tidak" itu tiada artinya. Disini, tanpa sadar ibu telah mengajarkan "pelajaran mengamuk" yang jitu. Toh, dengan menangis maka Sang Ibu pasti akan mengabulkan permintaannya. Berarti usaha negatif adalah baik karena ibu mengabulkan.

Bagi sebagian orang, mungkin sikap anak semacam itu dianggap hal yang remeh. Padahal secara tidak sadar, kita telah mengajarkan kepada anak bagaimana membual, berdusta dan ingkar janji. Kita telah membuat kesepakatan, tapi kita tidak melakukan tindak lanjut dari kesepakatan itu. Wallohu alam bi showab. *[adm].

Diolah dari : Hidayatullah

Facebook Comments
0 Blogger Comments