:: Selamat Datang di Official Website Masjid Al Hikmah Toyan. Semoga bisa menjadi media berbagi dan media silaturahmi untuk saling memotivasi. Tingkatkan Ukhuwah, Jaga Istiqomah. Salam Ikhuwah. Indahnya Berbagi - Mari Menuju Kebaikan dan Perbaikan ::.
do follow

Website Masjid Al Hikmah Toyan

| Secara Bertahap Website Ini Akan Migrasi Ke Rumah Baru Kami | www.alhikmahtoyan.org

Rabu, 07 Desember 2011

Kiat Menjadi Pendengar Yang Baik

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah adalah pendengar yang baik. Lantas bagaimana kita meneladani akhlak mulia seperti ini. Berikut kiat-kiatnya.

Pertama, tanamkan kesadaran bahwa mendengarkan adalah pekerjaan mulia dan kunci kesuksesan. Kualitas kepemimpinan seseorang tidak semata ditentukan oleh aktifitas meriwayatkan seperti berorasi (katsratur riwayah), tetapi banyak melayani yang dipimpin dan mendengarkan aspirasi bawahan (katsratur ri’ayah wal istima’).

Kedua, berikan perhatian sepenuhnya kepada lawan bicara. Ketika ada yang ingin mengajak bicara, berusahalah untuk menjauhkan semua pikiran yang menganggu dalam kepala kita. Fokuskan diri kepada uraian pembicaraannya. Kita tidak mungkin bisa mendengarkannya jika pada saat yang sama kita memikirkan hal lain yang menggangu pikiran kita.

Ketiga, tataplah mata lawan dengan tatapan hormat. Saat memandangnya, dia akan merasa nyaman, mau membuka hati, dan masalahnya kepada kita. Jangan berkeliling memandang ruangan atau objek lain. Bayangkan bagaimana rasanya berbicara dengan orang yang menghindari kontak mata dengan kita ?

Keempat, berikan respon yang bersahabat. Respon kecil yang mungkin tampak sepele bisa membuat lawan bicara merasa dihargai. Sekali-kali anda bisa mengangguk, menggelengkan kepala, tersenyum, tertawa kecil atau memberikan komentar-komentar pendek seperti, ”Oh, ya?, hebat!” dan lain-lain.

Kelima, belajarlah peka terhadap motif pembicaraannya. Mungkin dia sedang mencurahkan isi hatinya tanpa keinginan untuk dinasehati, apalagi disalahkan. Jadi kita cukup berperan sebagai pendengar saja. Atau, mungkin dia sedang menceritakan pengalaman agar kita memujinya. Jadi, pujilah ia dengan tulus.

Keenam, belajarlah mendengar dengan sabar dan tulus. Semua kiat di atas tidak akan membuat kita menjadi pendengar yang baik bila kita tidak melakukannya dengan sabar dan tulus. Kita tidak akan menjadi pendengar yang baik bila terbiasa berpura menjadi pendengar yang baik. *[adm]
Referensi : Suara Hidayatullah | Sabar dan Istiqomah

Facebook Comments
6 Blogger Comments