[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Permadani merupakan salah satu karya seni peninggalan islam yang bernilai tinggi dan berkembang pesat di era kejayaan Islam. Keindahan motifnya yang diciptakan para seniman di dunia Islam telah membuat takjub peradaban barat.
Permadani sebagai salah satu karya seni peninggalan Islam, telah dikuasai masyarakat Muslim di masa kekhalifahan ini kerap disebut sebagai puncak karya seni. Kepedulian dunia Islam masa lalu terhadap karpet tidak lepas dari kebutuhan kaum Muslimin terhadap barang tersebut. Selain dipakai untuk kenyamanan ibadah khususnya shalat, permadani juga dipakai sebagai hiasan rumah. Pemanfaatan karpet untuk shalat tidak lepas dari konsep kesucian dalam Islam. Hampir semua masjid memilikinya untuk alas bersujud. Masjid Nabawi, Madinah merupakan salah satu masjid yang memanfaatkan fungsi permadani atau karpet ini.
Sejarah cikal bakal seni membuat permadani telah muncul jauh sebelum dunia Islam menjadi adikuasa. Sejarah permadani bermula di Asia Tengah, Persia antara tiga sampai dua millennium Sebelum Masehi (SM). Permadani tertua ditemukan dalam kuburan di Lembah Pazyrik yang diperkirakan berasal dari lima sampai empat abad SM. Sementara tumpukan karpet bersimpul tepi tertua ditemukan di Semenanjung Anatolia Turki yang diperkirakan berasal dari masa Dinasti Saljuk pada pertengahan pertama abad 13.
Pada masa ini, permadani sebagai karya seni peninggalan Islam mencapai tingkat tertinggi dalam teknik, kualitas dan desain. Bahkan, pada masa dinasti inilah sebenernya permadani Islam terbangun. Namun pembuatan permadani sempat terhenti ketika Kekhalifahan Saljuk mulai terpuruk akibat digempur invasi bangsa Mongol pada 1259 Masehi. Persia, Suriah, dan Baghdad sempat jatuh ke tangan Holagu Khan.
Selain Persia, India juga memproduksi karpet dibawah Dinasti Moghul. Sebelum Kekhalifahan Akbar, permadani hanya sedikit yang diproduksi di negeri tersebut. Bahkan motif permadani di India ini, sangat mirip dengan permadani dari Persia, khususnya yang diproduksi dari Kota Herat. Selain itu, berbagai wilayah di Asia, seperti Afghanistan, Irak, Cina mulai memproduksi permadani. Namun dari berbagai produksi itu tidak ada yang bisa mengalahkan karpet dari Persia yang terkenal dengan kehalusan teknik pengerjaan dan nilai seni yang tinggi.
Ketika umat Islam telah mengenal dan menikmati hangat dan empuknya permadani, bangsa-bangsa di barat belum mengetahui adanya permadani. Bahkan, hingga abad ke-18 Masehi hanya sedikit orang barat yang bisa menghadirkan permadani di rumahnya. Permadani mulai ramai digunakan masyarakat barat ketika tentara Perang Salib membawa permadani Turki sebagai oleh-oleh ke seluruh Eropa.
Demikian sekilas cerita tentang permadani sebuah karya seni peninggalan islam, semoga bisa menambah khasanah keilmuan. Aamiin. *[adm]
Referensi : Hidayatullah
Permadani sebagai salah satu karya seni peninggalan Islam, telah dikuasai masyarakat Muslim di masa kekhalifahan ini kerap disebut sebagai puncak karya seni. Kepedulian dunia Islam masa lalu terhadap karpet tidak lepas dari kebutuhan kaum Muslimin terhadap barang tersebut. Selain dipakai untuk kenyamanan ibadah khususnya shalat, permadani juga dipakai sebagai hiasan rumah. Pemanfaatan karpet untuk shalat tidak lepas dari konsep kesucian dalam Islam. Hampir semua masjid memilikinya untuk alas bersujud. Masjid Nabawi, Madinah merupakan salah satu masjid yang memanfaatkan fungsi permadani atau karpet ini.
Sejarah cikal bakal seni membuat permadani telah muncul jauh sebelum dunia Islam menjadi adikuasa. Sejarah permadani bermula di Asia Tengah, Persia antara tiga sampai dua millennium Sebelum Masehi (SM). Permadani tertua ditemukan dalam kuburan di Lembah Pazyrik yang diperkirakan berasal dari lima sampai empat abad SM. Sementara tumpukan karpet bersimpul tepi tertua ditemukan di Semenanjung Anatolia Turki yang diperkirakan berasal dari masa Dinasti Saljuk pada pertengahan pertama abad 13.
Pada masa ini, permadani sebagai karya seni peninggalan Islam mencapai tingkat tertinggi dalam teknik, kualitas dan desain. Bahkan, pada masa dinasti inilah sebenernya permadani Islam terbangun. Namun pembuatan permadani sempat terhenti ketika Kekhalifahan Saljuk mulai terpuruk akibat digempur invasi bangsa Mongol pada 1259 Masehi. Persia, Suriah, dan Baghdad sempat jatuh ke tangan Holagu Khan.
Selain Persia, India juga memproduksi karpet dibawah Dinasti Moghul. Sebelum Kekhalifahan Akbar, permadani hanya sedikit yang diproduksi di negeri tersebut. Bahkan motif permadani di India ini, sangat mirip dengan permadani dari Persia, khususnya yang diproduksi dari Kota Herat. Selain itu, berbagai wilayah di Asia, seperti Afghanistan, Irak, Cina mulai memproduksi permadani. Namun dari berbagai produksi itu tidak ada yang bisa mengalahkan karpet dari Persia yang terkenal dengan kehalusan teknik pengerjaan dan nilai seni yang tinggi.
Ketika umat Islam telah mengenal dan menikmati hangat dan empuknya permadani, bangsa-bangsa di barat belum mengetahui adanya permadani. Bahkan, hingga abad ke-18 Masehi hanya sedikit orang barat yang bisa menghadirkan permadani di rumahnya. Permadani mulai ramai digunakan masyarakat barat ketika tentara Perang Salib membawa permadani Turki sebagai oleh-oleh ke seluruh Eropa.
Demikian sekilas cerita tentang permadani sebuah karya seni peninggalan islam, semoga bisa menambah khasanah keilmuan. Aamiin. *[adm]
Referensi : Hidayatullah