[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Banyak yang mengibaratkan bahwa hari-hari di 10 hari terakhir Ramadhan adalah pertandingan partai final yang menyisakan kontestan dengan jumlah sedikit.
Kebutuhan yang seringkali tidak ada sangkut pautnya dengan ibadah ramadhan sudah mulai dipikirkan. Baju baru, persiapan lebaran, hidangan lebaran, mudik menjadi kebutuhan yang kadang mulai memalingkan kita dari kekhusyukan ibadah selama 10 (dua puluh hari) akhir ramadhan.
“Adalah Rasulullah SAW jika telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari-Muslim).
10 hari terakhir adalah saat- saat dimana malam “Lailatul Qadar” akan turun. Merupakan malam-malam ganjil yang paling agung di sekian malam bulan Ramadhan. Saat dimana ribuan malaikat akan turun ke Dunia dan mengabulkan hajat dari setiap Hamba yang berdoa.
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat, dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar. (Q.S Al Qodr : 1-5).
Ada beberapa tanda- tanda yang mungkin dapat kita amati, seperti yang diriwayatkan dalam Hadits riwayat Muslim : “Pada hari itu matahari bersinar tidak terlalu panas dengan cuaca yang sangat sejuk”. “Dan pada malam harinya langit tampak bersih, tidak tampak awan sedikitpun, suasana sunyi dan tenang, serta tidak terlalu dingin maupun terlalu panas” (H.R Ahmad). *[adm]
Referensi : Refleksi 10 Hari Pertama Ramadhan