[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Orang yang kuat itu bukan orang yang (tak terkalahkan) saat berkelahi, akan tetapi orang yang kuat adalah mereka yang dapat mengendalikan dirinya pada saat emosi.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud).
Ketika melihat orang yang berbadan tinggi, tegap dan berotot, kita langsung membenarkan bahwa orang tersebut kuat. Kekuatan selalu kita ukur secara fisik. Padahal tidak demikian dengan Rasulullah SAW.
Orang kuat menurut Rasulullah SAW, adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya saat hatinya bergejolak marah. Pada saat seperti itu, ia mampu menahannya dengan kesabaran dan mengalahkannya dengan keteguhan hati. Ia tidak seenaknya mengeluarkan caci maki, kata-kata murka dan kotor.
Orang yang tidak dapat mengendalikan nafsu marahnya akan mudah tersulut, terprovokasi dan terpancing oleh hal-hal yang semestinya tidak perlu sampai membangkitkan amarahnya.
Nafsu yang selalu mendorong manusia untuk tidak memperdulikan aturan dan tidak mengindahkan kehormatan inilah yang harus disembuhkan dengan pelatihan-pelatihan yang intensif dan pendidikan yang mencerahkan. Kita harus mampu memblokir semua jalan keinginan nafsu yang menghancurkan itu.
Betapa banyak orang yang jatuh kehormatannyahanya gara-gara tidak mampu menahan amarahnya. Seorang akademisi tidak lagi bicara ilmiah jika sedang marah. Seorang ustadz tidak lagi berkata santun saat marah. Seorang ibu tidak lagi berkata lembut kepada anaknya ketika marah.
Tidak salah lagi jika Rasulullah mendefinisikan orang yang kuat sebagai orang yang mampu menahan amarahnya. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan hidayah agar selalu dapat menahan amarah. Aamiin. *[adm]
Referensi : Hidayatullah