[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Salah satu strategi militer yang dipakai oleh kekhalifahan Islam untuk mempertahankan wilayahnya yaitu membangun benteng. Ini dilakukan seiiring dengan lajunya dakwah Islam yang terus berhasil menaklukkan wilayah baru.
Untuk mempertahankan wilayah tersebut dari serangan musuh, pemerintah Islam membangun benteng di luar kota. Bahkan di kota-kota Islam yang lebih besar. Benteng di bangun tidak hanya satu, namun terdiri dari beberapa lapis seperti di kota Hisn, Quhandiz, dan Qal’a.
Kemegahan benteng-benteng peninggalan peradaban Islam di abad pertengahan itu ada yang masih berdiri kokoh serta ada pula yang telah musnah. Ini adalah benteng peninggalan militer Muslim di zaman keemasan.
Satu, Benteng Salahudin. Di barat, benteng ini di kenal dengan nama The Citadel of Saladin. Ia dibangun oleh panglima perang Muslim terkemuka bernama Salahudin Al-Ayubi dari Dinasti Ayubiyah pada 1170 Masehi. Dibangun di atas bukit Muqatam yang terletak di antara kota Kairo dan Fuftat, Mesir.
Karena letaknya di atas bukit, setiap orang yang datang kesana bisa menikmati keindahan pemandangan seluruh penjuru Kota Kairo. Bahkan, Piramida dan Giza peninggalan raja-raja Mesir pun bisa terlihat dari Benteng Salahudin.
Salahudin membangun Citadel sebagai tempat latihan militer serta melindungi Mesir dari serangan Pasukan musuh yang berusaha menguasai kembali Yerusalem. Benteng ini sempat dilupakan dan tidak terurus hingga pada masa kekuasaan Dinasti Mamluk. Namun pada Abad ke-14, benteng ini mulai diperhatikan dan dirawat.
Bahkan Sultan El-Nasser Mohamed mulai membangun sejumlah bangunan-bangunan lain di sekitar benteng tersebut, seperti masjid. Saat ini, Citadel juga menjadi tempat latihan militer Mesir.
Kedua, Benteng Al-Ukhaider. Benteng ini terletak di padang pasir berjarah 48 kilometer dari Kota Karbala dan 150 kilometer di selatan Kota Baghdad, Irak. Benteng ini merupakan salah satu benteng yang paling indah dari jejak-jejak peninggalan kekuasaan Muslim. Tembok luarnya masih lengkap dan terawat dengan baik.
Benteng ini dibangun oleh salah seorang pemimpin dari Dinasti Abbasiyah yang pernah berkuasa di Irak yakni Isa bin Musa pada 774 hingga 775 Masehi. Didalamnya juga dibangun masjid dan tempat tinggal semacam apartemen. Arsitektur dari benteng tersebut sangat indah dan sangat menggambarkan arsitektur Islam.
Pada saat terjadinya Perang Teluk, yang terjadi antara Irak dan Kuwait pada Tahun 1991, benteng tersebut pernah di serang oleh dua pesawat terbang. Namun kondisinya tetap berdiri kokoh tanpa ada kerusakan yang cukup berarti. Hal ini meripakan bukti kemampuan teknik bangunan yang tinggi dari arsiteknya.
Pada zaman dulu, benteng ini juga menjadi tempat persinggahan para pedagang yang datang atau pergi ke Irak. Selain untuk singgah, benteng tersebut juga berfungsi melindungi wilayah-wilayah di sekitarnya dari serangan orang asing. Bersambung ... *[adm]
Referensi : Masa Keemasan Islam | Suara Hidayatullah