[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Beriman kepada para rasul berarti membenarkan dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT mengutus pada setiap umat seorang rasul dari kalangan mereka sendiri.
Tugas rasul sendiri mengajak kepada umatnya untuk beribadah kepada Allah SWT sekaligus mengingkari segala sesembahannya. Semua rasul, senak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW mendapat tugas yang sama, yaitu menyeru manusia agar bertauhid. Artinya manusia diseru agar hanya beribadah kepada Allah SWT, tanpa menyekutukannya. Semua rasul bersikap tegas dan keras terhadap kemusrikan dan kekafiran. Mereka tidak mengenal toleransi dalam masalah ini.
Beriman kepada para rasul berarti juga menyakini bahwa mereka adalah orang yang benar dan dibenarkan, orang yang baik, lurus, mulia, bertakwa dan terpeercaya. Mereka juga membawa petunjuk dan mendapatkan petunjuk yang didukung dengan bukti-bukti nyata dan ayat yang jelas dari Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW, menjelang wafatnya dalam peristiwa khutbatul wada’, ditengah ribuan jamaah haji, Rasulullah SAW mengecek tugas risalahnya. Beliau bertanya langsung kepada para Sahabat apakah beliau telah menyampaikan pokok-pokok ajaran Islam, dan Para Sahabat saat itu menjawab ya.
Tugas kita sekarang, terutama para ulama yang menjadi pewaris para nabi (waratsatul anbiya), adalah menjaga kemurnian agama dari segala bentuk penyimpangan baik penyesatan, pemalsuan, penambahan (bid’ah) maupun pengurangan. Gerakan tajdid sepanjang masa adalah upaya untuk memurnikan kembali ajaran agama pada ajaran aslinya.
Mengimani pada Rasul juga berarti meyakini bahwa mereka memiliki otoritas mutlak dalam menterjemahkan dan mempraktikkan syariat Allah SWT dalam kehidupan nyata.
Dengan demikian, maka tafsir yang paling benar terhadap Kalamullah, Al Quran adalah Al Hadist Nabi Muhammad SAW. Karenanya pula, jika ingin selamat maka kita harus berpegang kepada keduanya. *[adm]
Referensi : Larangan Mempersekutukan Allah | Iman Kepada Malaikat | Suara Hidayatullah
Tugas rasul sendiri mengajak kepada umatnya untuk beribadah kepada Allah SWT sekaligus mengingkari segala sesembahannya. Semua rasul, senak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW mendapat tugas yang sama, yaitu menyeru manusia agar bertauhid. Artinya manusia diseru agar hanya beribadah kepada Allah SWT, tanpa menyekutukannya. Semua rasul bersikap tegas dan keras terhadap kemusrikan dan kekafiran. Mereka tidak mengenal toleransi dalam masalah ini.
Beriman kepada para rasul berarti juga menyakini bahwa mereka adalah orang yang benar dan dibenarkan, orang yang baik, lurus, mulia, bertakwa dan terpeercaya. Mereka juga membawa petunjuk dan mendapatkan petunjuk yang didukung dengan bukti-bukti nyata dan ayat yang jelas dari Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW, menjelang wafatnya dalam peristiwa khutbatul wada’, ditengah ribuan jamaah haji, Rasulullah SAW mengecek tugas risalahnya. Beliau bertanya langsung kepada para Sahabat apakah beliau telah menyampaikan pokok-pokok ajaran Islam, dan Para Sahabat saat itu menjawab ya.
Tugas kita sekarang, terutama para ulama yang menjadi pewaris para nabi (waratsatul anbiya), adalah menjaga kemurnian agama dari segala bentuk penyimpangan baik penyesatan, pemalsuan, penambahan (bid’ah) maupun pengurangan. Gerakan tajdid sepanjang masa adalah upaya untuk memurnikan kembali ajaran agama pada ajaran aslinya.
Mengimani pada Rasul juga berarti meyakini bahwa mereka memiliki otoritas mutlak dalam menterjemahkan dan mempraktikkan syariat Allah SWT dalam kehidupan nyata.
Dengan demikian, maka tafsir yang paling benar terhadap Kalamullah, Al Quran adalah Al Hadist Nabi Muhammad SAW. Karenanya pula, jika ingin selamat maka kita harus berpegang kepada keduanya. *[adm]
Referensi : Larangan Mempersekutukan Allah | Iman Kepada Malaikat | Suara Hidayatullah