[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Secara fitrah, kesadaran ber-Tuhan telah ada dalam diri manusia. Karena itulah, kepercayaan dan keyakinan adanya Tuhan selalu ada dalam setiap zaman meski kadarnya pasang surut.
Para pemikir dan filosof ada yang tidak percaya Tuhan, tetapi banyak juga yang meyakini-Nya. Alam yang sangat teratur dan terpelihara ini sudah menunjukkan bahwa ada Zat Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa.
Tentu saja untuk mengenal Tuhan, tidak cukup hanya mengandalkan kesadaran ber-Tuhan. Manusia hanya bisa mengenal Tuhan dengan benar, jika Tuhan berkenan mengenalkan diri dan berfirman untuk menjelaskan siapa diri-Nya. Para rasul itulah yang dipilih untuk mengenalkan Tuhan dan mengejak manusia menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Dorongan berbuat amal kebaikan juga telah dimiliki oleh manusia. Karena itulah kebaikan dalam Al Quran disebut ma’ruf, artinya sesuatu yang telah dikenal. Tapi bagaimana kebaikan itu dilakukan, manusia masih butuh petunjuk pelaksanaan.
Lagi-lagi Rasul itulah yang memberikan contoh dan teladan bagaimana melakukan berbagai amal kebaikan yang diridhoi Allah SWT. Bagaimana cara beribadah kepada Sang Maha itu, harus sesuai yang difirmankan Allah SWT. Bukan semaunya sendiri.
Bila kita meneladani Rasul dalam beribadah, maka kita akan diridhoi Allah SWT. Tanpa mengikuti bimbingan dan teladan Rasul, seseorang bisa membuat cara baru yang justru tidak diridhoi Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan yang mesti dicontoh dan diidolakan. Namun pada kenyataannya banyak orang yang lebih terpesona dan mengidolakan tokoh-tokoh lainnya. Apalagi mereka yang cinta dunia dan melupakan akhirat.
Bagi orang beriman, rasul teladan utama, idola dalam hidupnya. Dalam diri rasul banyak sekali teladan yang musti diikuti. Itulah sunnah rasul. Dengan menghidupkan sunnah beliau kita akan menapaki jalan bahagia yang penuh berkah didunia dan diakhirat kelak. *[adm]
Referensi : Suara Hidayatullah | Rasul Menyeru Tauhid
Para pemikir dan filosof ada yang tidak percaya Tuhan, tetapi banyak juga yang meyakini-Nya. Alam yang sangat teratur dan terpelihara ini sudah menunjukkan bahwa ada Zat Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa.
Tentu saja untuk mengenal Tuhan, tidak cukup hanya mengandalkan kesadaran ber-Tuhan. Manusia hanya bisa mengenal Tuhan dengan benar, jika Tuhan berkenan mengenalkan diri dan berfirman untuk menjelaskan siapa diri-Nya. Para rasul itulah yang dipilih untuk mengenalkan Tuhan dan mengejak manusia menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Dorongan berbuat amal kebaikan juga telah dimiliki oleh manusia. Karena itulah kebaikan dalam Al Quran disebut ma’ruf, artinya sesuatu yang telah dikenal. Tapi bagaimana kebaikan itu dilakukan, manusia masih butuh petunjuk pelaksanaan.
Lagi-lagi Rasul itulah yang memberikan contoh dan teladan bagaimana melakukan berbagai amal kebaikan yang diridhoi Allah SWT. Bagaimana cara beribadah kepada Sang Maha itu, harus sesuai yang difirmankan Allah SWT. Bukan semaunya sendiri.
Bila kita meneladani Rasul dalam beribadah, maka kita akan diridhoi Allah SWT. Tanpa mengikuti bimbingan dan teladan Rasul, seseorang bisa membuat cara baru yang justru tidak diridhoi Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan yang mesti dicontoh dan diidolakan. Namun pada kenyataannya banyak orang yang lebih terpesona dan mengidolakan tokoh-tokoh lainnya. Apalagi mereka yang cinta dunia dan melupakan akhirat.
Bagi orang beriman, rasul teladan utama, idola dalam hidupnya. Dalam diri rasul banyak sekali teladan yang musti diikuti. Itulah sunnah rasul. Dengan menghidupkan sunnah beliau kita akan menapaki jalan bahagia yang penuh berkah didunia dan diakhirat kelak. *[adm]
Referensi : Suara Hidayatullah | Rasul Menyeru Tauhid