:: Selamat Datang di Official Website Masjid Al Hikmah Toyan. Semoga bisa menjadi media berbagi dan media silaturahmi untuk saling memotivasi. Tingkatkan Ukhuwah, Jaga Istiqomah. Salam Ikhuwah. Indahnya Berbagi - Mari Menuju Kebaikan dan Perbaikan ::.
do follow

Website Masjid Al Hikmah Toyan

| Secara Bertahap Website Ini Akan Migrasi Ke Rumah Baru Kami | www.alhikmahtoyan.org

Senin, 12 Agustus 2013

Imam Al Thabari : Gemar Menuntut Ilmu

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Bayan Fi Tafsiril Quran. Kitab ini termasuk kitab tafsir terbaik diantara kitab-kitab tafsir yang ada. Dalam kitab ini Imam Thabari menjelaskan tentang tafsir yang berkaitan dengan aqidah dan fiqih yang disimpulkan dari Al Quran. Misalnya dalam masalah aqidah akan menjelaskan makna istiwa, dalam Surat Al Baqarah (2) ayat (29) dengan sangat gamblang bahwa istiwa adalah ala wa irtafa. Yang artinya ketinggian kerajaan dan kekuasaan  Allah SWT, bukan ketinggian berubah berpindah ke ‘Arasy. Siapa Imam Al Thabari. Berikut beritanya.

Kitab tafsir ini menjadi bukti bahwa al-thabari adalah seorang mufassir besar, oleh karena itu tidak salah jikadia mendapat julukan marja’ul maraji (induk para ahli tafsir). Sedangkan dalam ilmu fiqih, Al Thabari mengarang kitab berjudul ikhtilaf Al-fugaha (perbedaan pendapat para ulam). Melalui karya ini, umat islam bisa mengetahi perbedaan para ulama dalam masalah fiqih. Karena karyanya ini, ia diakui sebagai fugaha terkemuka. Bahkan ia mendapat gelar sebagai mustahid mutlak, layaknya par iman besar fiqih seperti, Iman Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali.

Selain dikenal sebagai seorang Mufassirin dan Fuqaha, ulama yang satu ini juga dikenal sebagai ahli hadist dan sejarah. Sering ia menolak hadist untuk penafrsiran agrumentasi dalam sebuah penafsiaran ika hadist tersebut ia anggap lemah, tidak sesuai untuk menjadi pijakan agrumentasi dari suatu ayat yang ia tafsirkan.

Dalam bidang sejarah, ia tercatat sebagai perintis sejarah islam. Ia mendapatkan gelar “Bapak Sejarah Islam’’ karena jasanya meretas jalan di bidang kajian itu. Ilmunya dalambidang ini pun berhasil diabadikan dalam sebuah karyanya berudul: tarikhul umam wal muluk (sejarah umat-umatnya dan para rajanya.

Al-thabari juga menulis kitab sejarah berjudul tarikh al- rusul wa al-muluk atau dikenal dengan nama tarikh al-tabari. Isinya menceritakan peristiwa sejarah yang belum pernah ditulis oleh sejarawan sebelumnya. Kitab tersebut terbagi menjadiu dua bagian, bagian pertama berisi sejarah arab, parsi dan romawi sebelum islam, dan bagian yang kedua berisi sejarah pasca Islam.

Al Thabari kecil dikenal sebagai anak yang cerdas dan gemar dengan ilmu. Kecermelangan akalnya tercemin dari kegemarannya terhadap ilmu sejak masih belia. Pada usia 8 tahun, Al Thabari sudah diberi kepercayaan menjadi imam, yaitu thabaristan parsi yang sekarang dikenal dengan Iran. Ketika beranjak dewasa, rasa dahaga terhadap ilmu telah mengantarkan ulama yang lahir pada tahun 225 H/839 M pada jalan pengembaraan keberbagai kota pusat ilmu.

Al Thabari pertama kali berangkat ke Ray, Iran. Kemudian pergi ke wasit dan basrah untuk mengikuti beberapa kuliah. Setelah itu melanjutkan perjalanan ke kufah untuk mendalami ilmu hadist dan ilmu yang berkaitan dengannya. Ia belajar dengan Muhammad bin Humaid Arrazi. Ia mampu menulis 100 ribu hadist. Setelah itu ia kembali ke Baghdad untuk belajar ilmu Al Quran dan fiqih imam syafi’i.

Meski dikenal dengan khalaknya melalui karya tafsirnya, al-Thabari hidup dengan kesederhanaan. Al Thabari berusaha meninjau kehidupan duniawi dengan selalu mengembangkan kehidupan Zuhud, Wara  dan Tawadhu. Ia pernah di minta untuk menjadi hakim, ia tolak. Al-Thabiri wafat pada tahun 310 H di baghdad dalam usia 86 tahun. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah | Foto : Google.co.id

Facebook Comments
0 Blogger Comments