[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Islam adalah aturan komprehensif yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Islam tidak menomorsatukan ibadah dan menomorduakan muamalah. Keduanya sama pentingnya, seiring dan sejalan. Demikian juga masalah shalat tidah terpisah dengan mencari rejeki. Ini adalah keutuhan ajaran islam. Ibadah dan muamalah sama pentingnya.
Perhatikan surat terakhir Surat Al Jumuah, disana akan kita dapat keseimbangan antara sholat, mencari rejeki dan zikir kepada Allah SWT. Ketiga kegiatan dipadu menjadi satu kesatuan kegiatan yang indah dan penuh manfaat. Berbuat baik dan berlaku ihsan merupakan poin yang bisa menambah beratnya timbangan amal. Sebaliknya perbuatan zalim, menyakiti orang lain, baik dengan lisan maupun tulisan maupun tangannya merupakan penambah dosa. Jika timbangan amal kebaikan (ashabul yamin) yang lebih ringan dengan timbangan keburukan (Ashabuls Simal) maka neraka lebih pantas baginya, kecuali atas rahmat Allah SWT dan ampunan-Nya.
Rasulullah pernah menjelaskan dengan sangat baik tentang orang-orang yang mendapatkan kerugian besar ketika diakhirat. Orang yang bangkrut merupakan orang yang tidak memiliki dirham atau harta kekayaan. Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari kiamat datang membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, tetapi ia selalu mencaci maki, menuduh, dan amakan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu pahalanya akan diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka sehingga pahalanya akan habis. Selanjutnya sebagian dosa setiap orang dari mereka diambil untuk bebankan kepada orang tersebut, hingga mereka dilempar ke api neraka. (Riwayat Muslim). Ibadah dan muamalah sama pentingnya.*[adm]
Referensi : Suara Hidayatullah | Foto : Google.co.id
Perhatikan surat terakhir Surat Al Jumuah, disana akan kita dapat keseimbangan antara sholat, mencari rejeki dan zikir kepada Allah SWT. Ketiga kegiatan dipadu menjadi satu kesatuan kegiatan yang indah dan penuh manfaat. Berbuat baik dan berlaku ihsan merupakan poin yang bisa menambah beratnya timbangan amal. Sebaliknya perbuatan zalim, menyakiti orang lain, baik dengan lisan maupun tulisan maupun tangannya merupakan penambah dosa. Jika timbangan amal kebaikan (ashabul yamin) yang lebih ringan dengan timbangan keburukan (Ashabuls Simal) maka neraka lebih pantas baginya, kecuali atas rahmat Allah SWT dan ampunan-Nya.
Rasulullah pernah menjelaskan dengan sangat baik tentang orang-orang yang mendapatkan kerugian besar ketika diakhirat. Orang yang bangkrut merupakan orang yang tidak memiliki dirham atau harta kekayaan. Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari kiamat datang membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, tetapi ia selalu mencaci maki, menuduh, dan amakan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu pahalanya akan diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka sehingga pahalanya akan habis. Selanjutnya sebagian dosa setiap orang dari mereka diambil untuk bebankan kepada orang tersebut, hingga mereka dilempar ke api neraka. (Riwayat Muslim). Ibadah dan muamalah sama pentingnya.*[adm]
Referensi : Suara Hidayatullah | Foto : Google.co.id