skip to main |
skip to sidebar
Pendidikan di Indonesia nampaknya menjadi barang yang mahal di negeri ini, apalagi untuk jenjang Perguruan Tinggi. Itu berlaku baik di Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta. Hal tersebut, menjadi permasalahan bagi sebagian adik-adik yang mempunyai latar belakang ekonomi keluarga menengah ke bawah.
Hal ini yang mesti kita sadari, adalah bahwa internet, sebagai salah satu teknologi modern, harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperoleh dan mempercepat informasi secara akurat. Kalau adik-adik jeli dan kreatif untuk searching di internet, sebenarnya banyak lembaga penyedia layanan beasiswa yang menawarkan program sekolah gratis, baik dari jenjang Diploma, Strata 1, Strata 2 bahkah Strata 3.
Salah satu sekolah gratis yang dapat dimanfaatkan oleh adik-adik lulusan SMA/sederajat adalah Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Seperti tahun sebelumnya, IPDN kembali membuka pendaftaran Praja untuk Tahun 2011. Adapun Pengumuman Penerimaan Praja IPDN Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dapat di klik di file pdf atau file doc *[adm]
Selengkapnya → Penerimaan Praja IPDN Tahun 2011
Ahad, 24 April 2011, tanpa direncana sebelumnya, beberapa anak-anak TPA didampingi Remaja Islam Masjid, melaksanakan kegiatan insidental bersepeda (cycling) ke Makam Paku Alam di Girigondo, Temon, Kulon Progo. ”Kegiatan ini tidak direncanakan sebelumnya” kata Hanum, salah satu Remaja Islam Masjid yang juga ustadz TPA.
Pelaksanaan cycling diikuti oleh 13 orang dan dilaksanakan setelah Sholat Dhuhur. Kegiatan yang sifatnya insidental tersebut baik dilaksanakan untuk mengatasi kejenuhan, namun sayangnya tidak direncanakan, sehingga jumlah pesertanya sedikit dan tidak ada kegiatan game, permainan, outbond seperti biasanya. ”Setelah tadi kerja bakti capek, mas. Terus kepengin jalan-jalan”, kata mereka. Tetap semangat. *[adm]
Selengkapnya → Cycling Girigondo
Sabtu, 16 April 2011, setelah kegiatan Pengajian TPA dan Tadarus Al Quran rutin malam minggu, selepas Sholat Isya’, dilaksanakan nonton bareng foto dan video pementasan Sanggar Seni Abata. Pementasan operet telah dilaksanakan pada Hari Senin, 11 April 2011, di Dusun Dobangsan, Giripeni, Wates, Kulon Progo. Kegiatan nonton bareng, diwarnai dengan gelak tawa adik-adik pemain sanggar, Operet Bencana tersebut.
Acara dimaksudkan untuk melihat dan mengevaluasi pementasan yang telah dilaksanakan. “Dengan menggunakan alat LCD proyector dan big screen, diharapkan ekspresi, mimik wajah atau gerak tubuh yang masih kurang bagus, dapat dengan jelas dilihat, sehingga bagian yang masih kurang dapat diperbaiki dan diasah lagi”, kata Kusuma, salah satu pembina sanggar.
Sementara itu, setelah beberapa saat vakum, kurang lebih setelah Hari Raya Idul Adha 1431 Hijriyah, malam itu pukul 20.15 WIB, lapangan badminton mulai digunakan lagi. “Karena kesibukan dan banyak kegiatan lain, lapangan menjadi nganggur, tidak terpakai”, kata Iman, anggota AHITO Badminton Club.
Iman menambahkan, bahwa mulai sabtu sore [16 April 2011, admin], lapangan sudah mulai dibersihkan baik dari debu, daun pohon kelapa dan daun pohon mangga yang mengganggu lampu lapangan. Badminton akan digalakkan lagi, setiap malam minggu dengan harapan Unit Kegiatan Masjid [UKM] AHITO BAdminton Club ini, dapat lebih menambah semarak masjid. *[adm]
Selengkapnya → Nonton Bareng Filn Indie Al Hikmah Toyan
Miris, melihat perkembangan anak waktu ini, dimana anak-anak kecil sudah menyanyikan lagu-lagu cinta. Lagu yang mestinya dinyanyikan oleh orang dewasa sudah dihapal dan biasa dinyanyikan oleh anak-anak seumuran TK dan SD.
“Dek hafal lagunya ST12 ?” tanyaku.
“Hapal mas. Lagu yang mana, Puspa ?” Jawab anak tersebut.
Kemudian tanpa disuruh, anak tersebut langsung bernyanyi. “... kau gadisku yang cantik, coba lihat aku disini, di sini ada aku yang sayang padamu ... Jangan-jangan kau menolak cintaku, jangan-jangan kau ragukan hatiku, ku kan selalu setia menunggu ... untuk jadi pacarmu ...”
Luar Biasa ? Anak-anak yang mestinya belum waktunya menyanyikan lagu seperti ST12, Kangen Band, Ungu, Dangdut Koplo, justru dihapal luar kepala -nglothok- [jw]. Apakah anak tersebut tahu arti lagu yang dinyanyikannya. Lalu, darimana anak tersebut bisa hafal lagu cinta tersebut. Siapakah yang mengajarinya. Televisi, radio, media lain, teman bermain atau orang tuanya sendiri.
Menilik ke belakang, zaman kakek nenek, ada yang namanya tembang dolanan, yang khusus diperuntukkan bagi anak-anak. Bahkan liriknya tidak hanya sekedar lirik tanpa makna, tetapi mengandung "pitutur luhur", nasehat, petuah, sikap menghargai alam, hormat-patuh kepada orang tua. Misalnya lagu "Cublak-Cublak Suweng", "Lir–Ilir", "Padhang Bulan", "Te Kate Dipanah", "Gundhul Pacul", "Jaranan", "Kotek-kotek".
Apakah ada yang hafal lagu tradisional itu. Jawabannya "belum tentu". *[adm]
Ditulis dalam Bahasa Jawa Oleh : Iman Surachna [Koordinator Sanggar Seni ABATA]
Editing/Alih Bahasa : Admin
Selengkapnya → Lagu Tradisional - Lupa Atau Dilupakan
Seringkali orang menyepelekan kegiatan teater, karena melihat hasil akhir sebuah pementasan saja. Kalau pentas itu menghibur, mereka sebut teater itu penting. Tetapi kalau tidak menghibur dan membuat ruwet pikiran karena tak paham sejak awal sampai akhir pementasan, teater dikatakan tidak penting. Padahal, kepekaan hati seseorang bisa diasah melalui tontonan teater. Hidup ini tidak harus tertawa terus, tetapi perlu melatih otak untuk berpikir.
Bagi anak, bermain teater akan memberikan banyak manfaat. Anak-anak yang di depan kelas tak berani menatap guru, di atas panggung ia berani menatap begitu banyak penonton. Rasa percaya diri ini akan meresapi kepribadian anak dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diimbangi dengan pertumbuhan kemampuan anak berasosiasi, berimajinasi, daya pikir, daya empati, daya apresiasi, dan sebagainya, yang membuat anak sadar akan situasi sosial, nilai-nilai kebersamaan, nilai saling menghargai, dan lain-lain. Hal ini yang dimaksud dengan seni teater dapat digunakan mengembangkan "kecerdasan halus" anak.
Bandingkan dengan anak yang sehari-hari berada di depan komputer, dan tak bisa bersosialisasi dengan orang lain, sehingga kecerdasan emosionalnya amat tipis. Umumnya, anak-anak teater cukup menonjol di sekolah, baik kecerdasan maupun kepribadiannya. Rata-rata anak yang bagus di panggung, prestasi belajarnya di sekolah pun di atas rata-rata.
Selain itu, anak akan belajar mengambil hikmah dari setiap peran dan lakon yang dipentaskan. Biasanya teater mementaskan apa saja yang ada dalam kehidupan manusia dan alam. Dari sini anak akan belajar bagaimana hidup sebagai manusia dengan manusia lain secara manusiawi dan dapat hidup seimbang dengan alam.
Dalam melatih anak bermain teater, pelatih teater hendaknya memposisikan diri sebagai pihak yang tak mau ikut masuk. Anak diberi kebebasan menemukan perannya sendiri dalam teater. Kuncinya, anak harus lepas dari rasa malu. Setelah itu, seorang anak harus dirangsang rasa imajinasinya, rasa asosiasinya, rasa fantasinya, sehingga mengalami apa yang juga dialami si peran.
Di sisi lain pihak sekolah dan pemerintah melalui dinas pendidikan pun harus mengambil peran strategis untuk pengembangan teater anak di sekolah. Dapat dilakukan dengan mengadakan ekstrakurikuler teater di sekolah atau bagi Dinas Pendidikan dengan menyelenggarakan perlombaan teater anak cara rutin. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan (sekolah) dalam pembentukan kepribadian yang luhur dalam diri anak didik.
Masyarakat pun akan diuntungkan dengan adanya teater anak yang semarak dan terus eksis berkembang. Ruang pertunjukkan, baik panggung maupun layar, tidak akan sepi. Masyarakat pun akan menikmati tontonan berkelas dan memikat. Semoga. *[adm]
Ditulis Oleh : Iman Surachna. Editing : Admin
Selengkapnya → Manfaat Teater, Apa Saja?
Setelah beberapa kali latihan, akhirnya Senin, 11 April 2011, Sanggar Seni ABATA tampil meyakinkan dalam acara pergelaran anak kampung, di Dusun Dobangsan, Giripeni, Wates, Kulon Progo. “Persiapan sangat mepet, baru ada ide 10 (sepuluh) hari menjelang pementasan. Take vocal dilaksanakan pada Sabtu, 2 April 2011, dan latihan hanya dilaksanakan 4 (empat) kali”, ungkap Iman, Sutradara pementasan.
Operet teatrikal kali ini mengambil tema bencana. Hal ini didasari dengan banyaknya bencana baik gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir dan bencana lain di Indonesia. Pertunjukan operet dimulai dengan keceriaan anak-anak kampung yang sedang bermain. Keceriaan anak-anak tersebut akhirnya hilang seiring dengan adanya gempa bumi. Dalam suasana mencekam tersebut datanglah relawan kemanusiaan membantu korban gempa, diselingi dengan pembacaan puisi. Adegan berikutnya, korban gempa mengajak penonton untuk bertobat dari maksiat yang selama ini telah banyak dilakukan.
Untuk aransemen musik, selain vokal dari adik-adik sanggar, musik diisi dengan potongan lagu-lagu tradisional. Hal ini disesuaikan dengan setting cerita, yaitu anak-anak kampung yang sedang bermain. “Pemilihan musik tradisional ini lebih ditonjolkan karena sekarang banyak anak-anak yang justru tidak tahu dengan lagu daerah/lagu tradisional”, jelas Arranger musik, Aan. Lebih lanjut Aan menyayangkan, kalau anak-anak sekarang lebih hafal dan familier dengan lagu Ungu, ST 12 daripada lagu padhang mbulan, atau lagu sluku-sluku bathok yang notabene adalah lagu tradisional yang harus dilestarikan.
Kegiatan dilanjutkan dengan pementasan teater dari Komunitas Sego Gurih, Yogyakarta. Adapun lakon yang akan dibawakan berjudul Bleg-Bleg Thing, yang berkisah tentang sebuah kampung yang sumpek, dengan berbagai macam komunitas penduduk, dan di dalamnya telah berkembang lama mitos tentang makhluk halus, yang oleh warga kampung diberi julukan “Den Baguse Endro”.
Sementara itu untuk pementasan, Sanggar Seni ABATA, sudah kesekian kali menampilkan performanya. Beberapa judul pementasan yang telah dilakoni diantaranya, Kisah Bocah Ngarit (2001), Mengaji Membawa Nikmat (2002), Kenapa Harus Togel (2004, 2005), Puisi Teatrikal (2010) dan Operet Bencana (2011). Selepas itu, mantan pemain sanggar angkatan awal, diarahkan dalam pembuatan film indie dan telah menghasilkan beberapa buah judul film (2006 - 2009).
“Latihan sudah secara maksimal dilakukan, walaupun cuma 4 (empat) kali, tetapi salut hasilnya lumayan bagus dan tidak mengecewakan”, kata Kusuma, salah satu pembina sanggar dan mantan pemain sanggar angkatan awal. Semoga adik-adik Sanggar Seni ABATA, memperoleh pengalaman berharga dari pementasan tersebut. Teruslah berkarya, VIVA Sanggar Seni ABATA. *[adm].
Selengkapnya → Kenang Bencara Melalui Operet
Setelah kegiatan rutin, yaitu Pengajian Tadarus Al Qur’an bakda maghrib, Sabtu, 9 April 2011 bertempat di Serambi Masjid Al Hikmah Toyan, selepas Sholat Isya’ dilaksanakan latihan persiapan pementasan Operet. Pementasan rencananya akan dilaksanakan pada Senin, 11 April 2011, Pukul 19.00 WIB, di Dobangsan, Giripeni, Wates, Kulon Progo.
“Sanggar Seni ABATA akan menjadi salah satu pembuka, dalam kegiatan Pementasan Teater Komunitas Sego Gurih dari Yogyakarta,” Jelas Sutradara Pementasan, Iman Anti Ketombe. Lebih lanjut Iman menjelaskan bahwa pementasan kali ini dikemas dalam bentuk Operet Teatrikal, dengan judul “Operet Bencana”. Sedangkan untuk urusan aransemen musik diserahkan kepada Aan Karapan Bangsa.
Pemilihan jenis pementasan lebih kepada Operet ini didasarkan pada kemampuan adik-adik yang masih kurang, “Take vocal sudah dilaksanakan pada Sabtu, 2 April 2011, proses editing juga telah selesai, tinggal latihan lipsing-nya”, jelas Aan. Pemain dalam Operet ini sendiri, pernah bermain di film indie sebelumnya yaitu “Kembar Kembul”, namun kebanyakan menjadi pemain figuran. “Harapannya kedepan adik-adik ini bisa mengasah lagi kemampuannya, sebagai bentuk kaderisasi terhadap pemain yang telah menginjak usia tua”, tambah Iman dan Aan, sambil tertawa.
Semoga latihan yang dilaksanakan lancar dan pementasannya berjalan sukses. Amiin * [adm].
Selengkapnya → TPA dan Sanggar Seni Abata Siapkan Pentas Operet Gempa