[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Selain Madinah dan Damaskus, Baghdad adalah salah satu kota ilmu pengetahuan – masa keemasan Islam. Kota ini dibangun oleh Dinasti Abbasiyah.
Baghdad adalah ibu kota Irak dan provinsi Baghdad. Pembangunannya di prakarsai oleh Khalifah Abu Jafar al-Mansur (754 - 775 M), yang memindahkan pusat pemerintahan Islam dari Damaskus ke Baghdad. Khalifah Kedua dari Dinasti Abbasiyah itu, pada 762 M menyulap kota kecil Baghdad menjadi sebuah kota baru yang megah.
Pemilihan Baghdad sebagai pusat pemerintah Dinasti Abbasiyah di dasarkan pada berbagai pertimbagan seperti politik, keamanan, sosial, serta geografis. Dengan dana yang besar, jadilah kota yang baru dengan arsitektur yang indah. Khalifah-khalifah setelah Al-Mansur membangun kota ini dengan mendirikan sarana-sarana Ibadah, pendidikan, dan ilmu pengetahuan, ekonomi, dan politik.
Puncak kejayaan Baghdad di capai pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan Khalifah Al-Mamun (813-833 M). Keduanya punya perhatian besar pada pendidikan dan ilmu pengetahuan. Khalifah Harun ar-Rasyid mendirikan lembaga penerjemahan buku bernama Bayt al-Hikmah (Rumah kearifan).
Lembaga ini kemudian di kembangkan oleh Al-Mamun menjadi lembaga pendidikan tinggi, perpustakaan dan pusat-pusat penelitian. Ratusan ribu buku dari Yunani, India, Persia, Byzantium,dan Syria berhasil di terjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Philip K Hitti dalam, Capital Cities of Arab Islam, menyebut Baghdad sebagai kota Intelektual. Sebab, di sana lahir banyak intelektual Muslim yang memngembangkan ilmu pengetahuan, seperti bidan, kedokteran, kimia, fisika, biologi, matematika, astronomi, astrologi, dan filsafat. Selain itu, juga Historiografi, sastra, seni, tafsir, hadist, fikih, teologi, dan bahasa. *[adm]
Referensi : Suara Hidayatullah | Kejayaan Islam