[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Bukhara merupakan kota yang terletak di sebelah tengah Uzbekistan. Pasukan tentara Islam pertama menjejakan kaki di tanah Bukhara pada 674 M di bawah pimpinan perang Ubaidilah bin Zaid.
Namun, pengaruh Islam benar-benar mulai mendominasi wilayah itu pada 710 M di bawah kepemimpinan Kutaiba bin Muslim. Seabad setelah terjadinya perang Talas, Islam mulai mengakar di Bukhara.
Tepat pada tahun 850 M, Bukhara telah menjadi ibukota Dinasti Sumanid. Pada era keeemasan Dinasti Samanid, kota ini menjadi pusat intelektual dunia Islam. Saat itu, bermunculan madrasah yang mengajarkan ilmu pengetahuan.
Di setiap perkampungan berdiri sekolah. Para siswa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan,aritmetika, jurisprudensi, logika, musik, serta puisi. Geliat pendidikan di Bukhara itu telah membawa pengaruh yang positif dalam penyebaran dan penggunaan bahasa Persia dan Uzbek.
Tak heran, kemampuan penduduk Bukhara dalam menulis, menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan berkembang pesat. Di tanah Bukhara pun kemudian lahir sederet ulama dan ilmuwan Muslim termasyur seperti Imam Bukhari, Ibnu Sina, Abu Habsin Umar bin Mansur al-Bukhari yang di kenali dengan nama al Bazzar, Al-Hafiz Abu Zakaria Abdul Rahman Ibnu Nasr al-Bukhari, Abdul rahim bin Ahmad al-Bukhari, dan Abu Al-Abbas al-Maqdisi al-Hambali.
Penyair Jalaludin Rumi pun secara khusus menyanjung kota ini.”Bukhara sumber pengetahuan. Oh, Bukhara pemilik pengetahuan,” ungkap Rumi dalam puisinya menggambarkan kekagumannya kepada Bukhara tanah kelahiran sederet ulama dan ilmuwan besar. *[adm]
Referensi : Suara Hidayatullah | Kejayaan Islam