skip to main |
skip to sidebar
Penetapan itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid. Disebutkan bahwa ijtima' menjelang Ramadhan 1432 H terjadi pada Ahad (31/7) pukul 01:41:00 WIB.
Adapun tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta yakni plus 06 derajat 30 menit 03 detik atau hilal sudah wujud. “Dan di seluruh Indonesia pada saat Matahari terbenam hilal sudah diatas ufuk”, papar Yunahar.
Sementara untuk Idul Fitri 1432 H, sambung dia, PP Muhammadiyah menetapkan jatuh pada Selasa (30/8). Dijelaskan, bahwa ijtima' menjelang Syawal 1432 H terjadi pada Senin (29/8) pukul 10:05:16 WIB.
Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta min 02 derajat 08 menit dan 16 detik (hilal sudah wujud). ”Jadi, untuk Ramadhan tahun ini, akan dilaksanakan selama 29 hari”, ujar Yunahar, yang didampingi Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Oman Fathurahman.
Di samping itu, ditetapkan pula 1 Dzulhijah yang jatuh pada Jumat (28/10). Ijtimak menjelang Dzulhijah 1432 H terjadi pada Kamis (27/10) pukul 02:57:10 WIB. Tinggi hilal saat Matahari terbenam di Yogyakarta adalah plus 06 derajat 28 menit dan 53 detik (hilal sudah wujud) di seluruh wilayah Indonesia saat Matahari terbenam hilal sudah di atas ufuk.
Lebih jauh dikatakan, pihaknya tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan penetapan 1 Ramdhan, Syawal, dan Dzulhijah dengan pihak lain. ”Kemungkinan itu ada, terlebih bila metode yang dipakai berbeda semisal rukyat”, tandasnya.
Oleh karena itu, kata Yunahar, PP Muhammadiyah mengimbau kepada segenap warga Muhammadiyah untuk memahami, menghargai dan menghormati perbedaan itu dengan menjunjung tinggi ukhuwah.
Dengan persiapan yang sudah sedemikian rupa, Jamaah Al Hikmah Toyan sendiri telah siap memasuki Ramadhan 1432 H. Teriring harapan semoga Ramadhan tahun ini dapat berjalan dengan lancar. Aamiin. *[adm]
Referensi : Republika
Selengkapnya → 1 Agustus 2011, Al Hikmah Mulai Puasa
[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Salah satu agenda Masjid Al Hikmah Toyan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan “Semarak Ramadhan 1432 H” adalah Pengajian yang dilaksanakan Kamis, 28 Juli 2011.
“Pengajian malam ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan menjelang ramadhan, selain persiapan teknis lain yang telah dilaksakan beberapa hari lalu”, kata Aan, Kepala Bidang Pendidikan Takmir Masjid. Pengajian Pra Ramadhan tahun ini disampaikan oleh Ustadz Rujito dari Pandowan, Galur, lanjut Aan.
Berbeda dengan kegiatan pengajian-pengajian sebelumnya, pengajian menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan 1432 H tahun ini dimeriahkan oleh Group Kasidah Alakhadar. “Biasanya suara lagu menjelang pengajian hanya diputar dari CD, namun tahun ini kita bisa secara live baik secara audio maupiun visualnya”, kata salah satu jamaah.
Dalam tausyiahnya, Rujito menyampaikan pentingnya kesadaran diri untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan. Artinya, ramadhan harus kemudian disikapi dengan persiapan yang maksimal baik secara fisik maupun ruhani. Lebih lanjut Rujito menyampaikan, bahwa dalam rangka menyambut ramadhan masjid pun juga harus berbenah.
Bagaimanapun dalam bulan mulia ini, selama satu bulan penuh masjid pasti akan ramai dengan kegiatan. Orang yang selama ini mungkin tidak pernah shalat berjamaah ke masjid, pada bulan ramadhan pasti mereka akan cenderung ke masjid. Inilah tugas tambahan dan tantangan bagi pengurus dan aktivis masjid, untuk kemudian bagaimana membuat suasana ramadhan yang hangat dan tidak membosankan bagi jamaah.
Pengajian Pra Ramadhan, nampaknya akan menjadi agenda terakhir sebelum memasuki ramadhan 1432 Hijriyah. “Setelah pengajian ini, kegiatan sudah akan mulai masuk pada kegiatan rutin ramadhan”, kata Hanum, Salah Satu Eks Remaja Islam Masjid.
Di akhir tausyiahnya, Ustadz Rujito mengajak kepada seluruh jamaah yang hadir untuk memaksimalkan diri dan berlomba dalam rangka meraih apa yang diberikan oleh Allah SWT selama Bulan Suci Ramadhan, guna akhirnya meraih tiket takwa. Allohu A’lam. *[adm]
Referensi : Hadapi Ramadhan Al Hikmah Berbenah | Remaja Islam Jelang Ramadhan
Selengkapnya → Pengajian Sambut Ramadhan Mulia 1432 Hijriyah
Dengan pengeras suara yang telah terpasang yaitu sejumlah 3 (tiga) buah, dirasa masih kurang menjangkau semua jamaah masjid. “Kalau jaman dahulu dimana lalu lintas belum ramai, dengan 2 (dua) pengeras suara saja suara adzan sudah bisa menjangkau seluruh jamaah”, kata Iman, salah satu mantan Remaja Islam Masjid di era 1990-an.
Tahun ini 2 (dua) buah pengeras suara sengaja dibeli untuk lebih memaksimalkan syiar, lanjut Iman. Dan, Alhamdulillah pembelian dilakukan dengan bantuan dana dari Bank Pembangunan Daerah “BPD” Daerah Istimewa Yogyakarta. “Beberapa minggu ini kita sengaja mengajukan proposal kegiatan dibeberapa tempat, salah satunya adalah untuk pembelian horn speaker dan upgrading sound sistem”, kata Aan, Direktur Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Al Hikmah Toyan.
2 (dua) buah pengeras suara baru pun telah dipasang, sementara 1 (satu) buah Horn Speaker yang telah lama dan agak usang disimpan sebagai inventaris masjid. 1 (satu) buah horn tersebut sedianya diperuntukkan untuk menambah inventaris sound sistem masjid yang biasa dipergunakan untuk upacara pemakaman “angkat layon” bagi warga yang membutuhkan.
Semoga dengan perangkat pengeras suara yang baru, lebih menambah semaraknya syiar di Masjid Al Hikmah Toyan, khususnya pada Bulan Suci Ramadhan. Aamiin. *[adm]
Referensi : Hadapi Ramadhan Al Hikmah Berbenah | Remaja Islam Jelang Ramadhan
Selengkapnya → Horn Speaker Baru, Terima Kasih BPD DIY
Perangkat siap yang telah dicek dan diservise beberapa waktu yang lalu, sore itu telah siap dipasang. Dengan dibantu beberapa orang, antena setinggi kurang lebih 10 meter itu pun akhirnya berdiri di Gedung 2, Lantai 2 Komplek Masjid Al Hikmah Toyan.
Adapun tempat yang akan digunakan sebagai studio siaran adalah ruang Direktur Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Al Hikmah Toyan. “Seperti tahun-tahun sebelumnya, studio akan menggunakan ruangan direktur TPA, dengan beberapa modifikasi layout”, kata Aan, Direktur TPA.
Sementara itu, Aan menambahkan, uji coba terus akan dilaksanakan dalam beberapa hari ke depan, sampai dengan akhir Bulan Sya’ban. Untuk kemudian, seandainya dalam uji coba ini masih terdapat kekurangan akan diadakan perbaikan demi kenyamanan dan kelancaran On Air selama Ramadhan Tahun 2011.
Yang selalu menjadi kendala rutin tahunan, dalam setiap penyelenggaraan On Air Radio Komunitas Suara Ramadhan 88 MHz adalah banyaknya varian lagu yang berkembang dewasa ini, sehingga untuk memenuni request lagu dari pendengar, mengharuskan pengelola radio untuk memperoleh lagu yang ada baik dengan meng-copy, melalui pembelian CD maupun download lewat internet.
Sedianya Ahad, 31 Juli 2011, pada malam pertama ramadhan, selepas Shalat Tarawih Radio Komunitas Suara Ramadhan (RKSR) 88 MHz, akan secara resmi mengudara selama Bulan Suci Ramadhan 1432 H. “Dengan adanya Radio Komunitas ini, semoga Ramadhan tahun ini akan menjadi lebih bermakna, sesuai dengan jargon Radio, Iman Direktur Siar menjelaskan. Semoga. *[adm]
Referensi : Radio Komunitas 88 MHz 1432 H Siap On Air
Selengkapnya → Uji Coba Siar Radio Komunitas Suara Ramadhan 1432 Hijriyah
Beberapa rangkaian yang dilaksanakan diantaranya pengecatan, dan pembersihan lingkungan sekitar masjid dan pemasangan aksesoris masjid. ”Tidak seperti menghadapi Ramadhan tahun kemarin, pengecatan tahun ini hanya difokuskan pada beberapa titik yang kotor dan dianggap perlu pengecatan”, kata Iman, salah satu aktifis.
Persiapan sengaja dilakukan lebih awal, yaitu 2 minggu menjelang puasa. Hal ini dimaksudkan agar ada kelonggaran waktu untuk mempersiapkan kegiatan yang lain. Beberapa banner kegiatan masjid pun mulai dipasang. ”Kalau tahun kemarin sudah ada 1 banner kegiatan, tahun ini kita buat dua buah lagi”, kata Aan Direktur TPA Al Hikmah.
Penghias masjid, seperti spanduk, rontek pun sudah mulai terpasang, sehingga suasana Ramadhan 70 %, nampak sudah mulai kelihatan di lingkungan masjid. Secara paralel kegiatan pembenahan fisik ini akan terus dilakukan selama beberapa hari kedepan.
Target tanggal 24 Juli kegiatan sudah rampung dilaksanakan. ”Setelah tanggal 24 Juli 2011, kegiatan akan difokuskan pada persiapan On Air Radio Komunitas Suara Ramadhan (RKSR) 88 MHz”, lanjut Iman, yang juga Direktur Siar RKSR 88 MHz. Buat saudaraku muslim, sudahkah masjidmu siap menyambut ramadhan tahun ini. *[adm]
Referensi : Hadapi Ramadhan 1432 H | Jelang Ramadhan 1432 H
Selengkapnya → Hadapi Ramadhan 1432 Hijriyah, Al Hikmah Berbenah Fisik
[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Kamis, 14 Juli 2011, selepas shalat luhur di mushalla kecil, ditengah hiruk pikuk suasana kehidupan sebuah kota kecil, dilaksanakan tausyiah ringan dengan materi 7 Pilar untuk mencapai kebahagiaan.
Dalam tausyiahnya, Sang Ustadz menjelaskan tentang 7 Pilar kebahagiaan menurut seorang sahabat nabi yaitu Ibnu Abbas. Penulis mencoba mensarikan apa yang disampaikan siang itu. 7 pilar kebahagiaan itu diantaranya Pertama [1]. Qolbun Syakirun, yaitu hati yang selalu bersyukur akan karunia-Nya, berlapang dada dan dapat menerima ketetapan Sang Maha Pemberi, tentu tanpa kesampingkan ikhtiar.
Kedua [2]. Pasangan hidup, baik sebagai suami maupun sebagai istri yang pasti mendambakan pasangan hidup yang baik dan taat kepada Allah SWT. Ketiga [3]. Anak sholeh dan sholehah, yang menyejukkan pandangan. Keempat [4]. Lingkungan yang baik dan kondusif, yang mendukung ibadah dalam rangka tazkiyatun nafs.
Kelima [5]. Harta halal. Di kalangan umat saat ini berkembang ungkapan yaitu, ”yang haram saja sudah, apalagi yang halal”. Pikiran ini mestinya dibuang, karena dapat merusak pola pikir dalam rangka mencari penghidupan untuk akhirnya mencari ridho Sang Maha Pemberi.
Keenam [6]. Tingkatkan ilmu agama. Hal ini, nampaknya juga mulai jarang diperhatikan oleh umat. Orang lebih sibuk mencari kekayaan dunia, sehingga seakan lupa untuk mencari ilmu agama. Meningkatkan ilmu agama sebagai salah satu perintah Allah SWT, mestinya senantiasa dilakukan oleh muslim yang baik.
Ketujuh [7]. Umur berkah. Tentu menjadi kebahagiaan yang tiada terhingga dan menjadi harapan semua orang untuk memperoleh umur yang berkah. Dengan rata-rata umur umat Muhammad SAW yaitu kisaran 60-70 tahun, tentu hal ini menjadi penting. Allohu A’lam. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]
Referensi : Mahasiswa Abadi | Menikah Bukan Terminal Akhir | Krisis Moral
Selengkapnya → 7 Pilar Untuk Mencapai Kebahagiaan
Dakwah akan efektif jika disampaikan oleh dai/muballigh yang simpatik, berakhlak dan berkepribadian baik, dan tentu harus didukung oleh keteladanan. Karena keteladanan adalah salah satu kunci dari dakwah.
Teringat sebuah ungkapan dari seorang ustadz, saat penulis masih menempuh pendidikan di bangku SMA. “Dadi ustadz, kuwi ojo mung jarkoni/ngajar ning ora nglakoni (Jadi ustadz itu jangan hanya bisa mengajar tapi tidak melaksanakan)”. Ambil saja salah satu contoh, bagaimana mungkin seorang ustadz/juru dakwah yang mengajarkan tentang pentingnya sabar sementara dia sendiri masih sering marah-marah.
Atau menjadi lucu, ketika juru dakwah itu mengajarkan tentang pentingnya shalat sebagai ibadah yang dapat mencegah perilaku keji dan mungkar, sementara dirinya tidak pernah mendirikan shalat, bahkan melakukan tindakan yang tidak dibenarkan secara syariat.
Tak mudah memang, menjadi seorang juru dakwah yang sekaligus dapat memberikan keteladanan. Tentu perlu proses bertahap untuk menjadi juru dakwah yang disegani karena akhlaknya, kepribadiannya atau karena keteladanannya.
Kesempurnaan hanya milik Allah Azza Wa Jalla. Namun, terus berusaha menjadi juru dakwah yang lebih baik adalah kewajiban, yang tak boleh berhenti dan lekang hanya karena terjalnya dakwah itu sendiri. Buat semua juru dakwah/ustadz/guru/pengajar, tetap semangat dan istiqomah, selalu berusahalah memperbaiki akhlak, kepribadian dan berikan keteladanan guna suksesnya dakwah itu sendiri. Allohu A’lam. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]
Referensi : Hidayatullah | Meraih Simpati Umat | Sabar dan Istiqomah
Selengkapnya → Keteladanan Kunci Penting Juru Dakwah
[alhikmahtoyan.blogspot.com] – QS. Al Ahqaaf [46] : 15, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)”.
Satu hal, yang menjadi penekanan pembelajaran kepada santri Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Al Hikmah Toyan, selain membaca Al Quran, adalah masalah akhlak. Di masa akhir jaman, dan derasnya kemajuan teknologi sekarang ini, nampaknya akhlak menjadi sesuatu yang mahal.
Innama bu’istu li utamima ma kharimal ahlaq. Begitu pentingnya akhlak, sehingga Rasulullah SAW diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak manusia. Berbuat baik, menghargai atau berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu bagian dari akhlak seorang anak. Terlebih kepada ibu yang telah mengandung dengan susah payah selama 9 bulan, dan melahirkan dengan taruhan nyawa.
Namun, melihat fenomena yang berkembang saat ini, nampaknya hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Anak-anak justru lebih takut, lebih patuh dan menghargai Sang Ayah daripada Ibu. Dalam hal ketaatan, anak pun cenderung lebih berani membantah kepada Ibu daripada Ayah.
Lalu, bagaimana idealnya perbuatan baik/bakti dari seorang anak kepada orang tua sebagai perwujudan/implementasi akhlak itu sendiri? Dalam masalah ini, setidaknya ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dari sisi pendekatan waktu. Pertama, ketika orang tua kita masih hidup. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan mentaati segala keinginan mereka dengan catatan tidak bertentangan dengan nilai keislaman, mikul dhuwur mendhem jero [jawa, adm], dan menjadi anak yang dapat membahagiakan dan dibanggakan dalam arti luas.
Kedua, ketika orang tua sudah meninggal yaitu dengan cara menjaga nama baik orang tua kita itu, menjaga silaturahim dengan kerabat dan sahabat orang tua kita. Tak kalah penting ialah doa si anak, yang dapat menjadi ladang amal yang tidak terputus. Sesuai Hadits SAW, anak shaleh yang mendoakan orang tuanya. Allohu A’lam. *[adm]
Referensi : Pembentukan Watak dan Karakter | Generasi Muda Tangguh | TPA
Selengkapnya → Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua
Bingung membagi waktu, biasanya terkait dengan kapan kita harus membaca ulang pelajaran kita. Bagaimana membaca kembali bahan-bahan sedemikian rupa, sehingga tidak terpaksa dengan cepat dan terburu-buru pada detik-detik terakhir. Kalau sudah tahu begitu mengapa mesti belajar.
Hendaknya kita belajar secara teratur dengan membagi pelajaran sepanjang waktu. Beberapa minggu terakhir dikhususkan untuk membaca kembali. Pengalaman menunjukkan bahan yang perlu diingat lama harus berulangkali dipelajari. Semakin sering dipelajari kembali semakin lambat bahan-bahan itu dilupakan.
Pada tiap pengulangan jejak, ingatan jadi semakin mendalam. Apa yang sudah berkali-kali dipelajari, membutuhkan revisi sedikit sekali untuk pulih seratus persen dalam ingatan. Walau kemungkinan terlupa tetap ada.
Sudah terlalu sering orang bilang bahwa lebih penting belajar dengan mengerti daripada menghafal. Secara teoritis, orang tak akan melupakan apa yang sudah dimengerti dan telah diaturnya dalam ingatan. Siswa yang pandai terus memikirkan kembali bahan yang sudah diterimanya. Mempelajarinya dalam kerangka yang lebih luas dan melihat hubungan antara bagian-bagian dalam keseluruhan.
Untuk itu sebaiknya kita belajar dengan kepala bukan belajar di luar kepala. Belajar di luar kepala ialah memasukkan pengetahuan ke dalam otak tanpa memperdulikan arti dan kaitannya, sedangkan belajar dengan memahami ialah menyusun pengetahuan sehingga menjadi kesatuan-kesatuan yang punya arti.
Oleh karenanya dalam menghadapi ujian, proses mengingat dan mengulang haruslah telah dimulai jauh hari sebelum pelaksanaan ujian itu sendiri. Jangan lupa, hindari kebiasaan wayangan dalam belajar. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]
Referensi : Ujian Datang, Buang Semua Buku | Sekolah Tuntut Ilmu
Selengkapnya → Tips Ujian, Jangan Bingung Dan Berusaha Mengerti
[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Setiap hari, berapa banyak video atau foto porno hasil karya anak bangsa berhasil dibuat. Beberapa saat kemudian, video atau foto itupun menghiasi halaman internet yang tentu akhirnya dapat diakses seluruh dunia.
Ironis memang, di negara yang notabene dihuni oleh penduduk muslim kurang lebih 85 %, hal seperti ini masih banyak terjadi. Melihat fenomena ini, yang kemudian perlu dipertanyakan adalah, bagaimana cara beragama kita ini. Atau, sudah seperti apa Islam ini kita peluk.
Tak salah ketika kemudian, masalah keyakinan beragama ini dipertanyakan. Toh, salah satu fungsi agama adalah sebagai kontrol terhadap tindakan manusia itu sendiri. Artinya, nilai-nilai yang ada dalam agama tersebut dapat menjadi filter atas apa yang dilakukan. Dengan alasan apapun, sudah semestinya hal itu tidak dibenarkan. Baik dengan alasan untuk koleksi pribadi atau hanya sekedar iseng.
Melihat kasus ini, kebanyakan pelaku video atau foto porno, masih tergolong usia sekolah menengah. Secara psikologi, usia ini adalah masa yang sangat riskan apabila tidak ada kontrol dan pengawasan. Dari kecenderungan negatif yang terjadi saat ini, nampaknya dapat diklasifikasikan diantaranya, akibat pertemanan yang salah, ataupun perkembangan teknologi yang sedemikian rupa.
Lingkungan dan teman bermain, memegang peranan penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Tak ayal, ketika kemudian faktor ini akan sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian dan pola pikir. Faktor rasa ingin tahu yang tinggi menjadi ciri khas masa ini, dan jika tidak diarahkan dan disalurkan akan menjadi bumerang bagi si anak di kemudian hari. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]
Referensi : Teknologi Kemajuan atau Pil Pahit | Pembentukan Watak dan Karakter
Selengkapnya → Video, Foto Porno HP : Apa Yang Dicari
Kehidupan adalah buah dari serangkaian pilihan yang kita ambil. Memilih untuk berpikir dan bertindak biasa saja atau memilih menjadi luar biasa. QS. Ar Ra’d [13] : 11, ”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
Niat yang teguh, optimisme dan keyakinan yang kuat, merupakan amunisi terbesar yang mengantarkan orang-orang besar berhasil melakukan tindakan besar pula. Langkah selanjutnya adalah membangun semangat yang tinggi. Niat yang bersih dan optimisme akan menjadi kekuatan yang dahsyat manakala dilecut dengan semangat yang tinggi.
Berpikirlah sebesar yang dapat kita pikirkan, dan lakukan sebaik mungkin dari hal sekecil apa pun yang dapat kita lakukan. Agar hal terbaik itu menjadi titian mencapai sesuatu yang besar. Kita memang tidak dapat mewujudkan hal yang besar dalam sekejap mata, tanpa peluh, payah dan perjuangan menyusun strategi satu demi satu.
Berharap, keberhasilan besar yang kita perjuangkan itu akan bisa kita nikmati di masa depan kelak, dan itu dimulai dari sekarang. Menjadikan jam demi jam yang kita miliki, hari demi hari, menjadi waktu untuk melakukan yang terbaik, demi sesuatu yang kita cita-citakan itu.
Tak mudah memang, dan yang pasti akan menguras energi serta emosi. Tapi, yakin dan berprasangkalah yang baik, bahwa apa yang kita usahakan itu akan berbuah manis kelak. Allohu A’lam. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]
Referensi : Hidayatullah | Pelaut Tangguh | Generasi Tangguh | Tanggung Jawab Atas Pilihan
Selengkapnya → Berpikir Besar, Ciptakan Sesuatu Yang Luar Biasa
Hal ini diungkapkan Iman, Direktur Siar Radio Komunitas Masjid, pada Ahad 10 Juli di halaman masjid. ”Tahun ini RKSR, siap on air, beberapa persiapan yang telah dilakukan diantaranya antena”, kata Sarmun, panggilan akrabnya.
Lebih lanjut Iman menjelaskan bahwa, perangkat siar mulai dari mixer, pemancar pun telah dicek dan diservis guna kelancaran pelaksanaan on air. Tahun ini radio sudah memasuki tahun ke-7 sejak diresmikan pada ramadhan 1425 Hijriyah.
Jadwal pelaksanaan siaran direncanakan seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan menjelang sahur. Selain bertujuan sebagai sarana silaturahmi antar masjid di wilayah jangkauan siar, radio komunitas diharapkan dapat menemani rekan-rekan remaja islam yang sedang berjaga malam di masjid, kata Agus Kenthus, salah satu Penyiar RKSR. Beberapa kendala yang dihadapi oleh Radio Komunitas pada tahun lalu segera harus diperbaiki, lanjut Agus.
Kegiatan masjid yang ada di Jangkauan siar yaitu wilayah Wates Selatan juga dapat diinformasikan melalui radio ini. Adapun materi siar akan segera disusun, namun nampaknya tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Harapannya sesuai dengan jargon ”Jadikan Ramadhan Lebih Bermakna”, Radio ini dapat bermanfaat dan menambah semarak ramadhan tahun ini. ”Jangan lupa, stiker radio juga akan dibuat”, kata Sarmun. *[adm]
Referensi : Radio Komunitas | 88 MHz | Bedol Antena
Selengkapnya → Radio Komunitas Suara Ramadhan 88 Mhz Siap On Air 1432 Hijriyah
Namun yang terjadi kebanyakan, justru gelarlah yang kadang diburu dan diutamakan. Selebihnya, entah yang bersangkutan berkompeten atau tidak, proses yang dilalui optimal atau tidak, yang penting gelar telah didapat.
Di era persaingan global yang semakin ketat, mestinya yang diperlukan bukan gelar akademis, tapi profesionalisme seseorang. Namun kenyataan yang ada, saat ini masih banyak perusahaan yang melihat gelar sebagai suatu keharusan dalam merekrut calon karyawan. Artinya, mereka lebih menghargai gelar akademik dibandingkan profesionalisme kerja.
Tak salah kalau kemudian gelar, sebagai tampilan luar, menjadi ukuran. Sangat ideal memang, ketika gelar itu diimbangi dengan profesionalisme dan kompetensi dan sebanding dengan gelar yang dimilikinya. Namun, berapa banyak seorang dengan gelar sarjana yang senyatanya tidak profesional dan kompeten di bidangnya. Berbaik sangka saja, semoga gelar itu bukan karena dibeli.
Hadits Rasulullah SAW, “Uthlubul ‘ilma minal mahdi ila lahdi”, Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang kubur. Dalam bahasa pendidikan hal ini dikenal dengan istilah long life education.
Menuntut ilmu adalah kewajiban. Tak terkecuali menuntut ilmu dalam jalur akademis. Sudah semestinya, menuntut ilmu lewat jalur ini diniatkan dengan niat yang baik dan lurus dengan dasar hadist Rasulullah untuk mengharap ridho Sang Maha Ilmu. Tidak sekedar ”Gila Gelar” atau ”Gelar Minded”. Kalaupun ada gelar yang menyertai dikemudian hari, itu adalah bagian dari hasil dari menuntut ilmu itu sendiri. Allohu A’lam. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]
Referensi : Mahasiswa Abadi | Generasi Tangguh | Personal Excellent | Capai hasil Optimal
Selengkapnya → Sekolah : Tuntut Ilmu Atau Sekedar Gila Gelar
Yang dimaksud adalah kebiasaan diantara kita untuk melembur santapan ujian dalam waktu kilat. Dalam kasus ini, sering kali pepatah ”Sebesar kita berusaha, sebesar itu pula hasil itu kita dapat”, menjadi meleset. Masalahnya, kalau otak kita itu ibarat sebuah botol kosong, maka pengisian secara besar-besaran tentu malah banyak yang tumpah.
Sejak semula, ujian dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kita berhasil mempelajari suatu pelajaran. Maka semestinya, cara yang terbaik untuk menghadapi ujian ialah mengembangkan kebiasaan belajar yang sistematis. Kalau kita terbiasa mengikuti saran cara belajar yang baik, tentu sedikitnya kita tak terlalu kesulitan jika harus menghadapi ujian.
Mustahil orang lulus ujian tanpa bekerja sebelumnya. Kita harus berusaha agar pada saat ujian berada dalam kondisi puncak efisiensi. Itu berarti kita sungguh-sungguh mengerti seluruh bahan, menyimpannya dengan teratur dan mendalaminya. Dengan begitu kita bisa menulis atau berbicara tentang bahan ujian dari berbagai segi. Juga berarti kita tenang dan yakin, tidak lelah dan terlalu gelisah. Allohu A’lam. *[adm]
Referensi : Sekolah Terbaik | Syukuri Kelulusan | Personal Excellent | Mahasiswa Abadi
Selengkapnya → Ujian Datang, Buang Semua Buku
[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Beberapa hari ini, beredar berita di stasiun TV bahwa proses pendaftaran /penerimaan siswa baru yang dilaksanakan online melalui internet terjadi kekacauan dalam pelaksanaannya.
Beberapa informasi yang ada baik di televisi, media cetak, dan internet, kekacauan itu terjadi salah satunya karena server pendaftaran kelebihan beban, sehingga hasil cetakan tidak sesuai dengan data yang telah dimasukkan.
Pendaftaran yang dilaksanakan secara online ini, banyak dikeluhkan oleh orang tua yang notabene tidak familier dengan dunia internet. Sementara itu, ada yang berpendapat bahwa, dengan adanya kemajuan teknologi internet, justru memudahkan pelaksanaan pendaftaran secara online.
Perubahan sistem penerimaaan siswa baru dari manual menjadi online, tentu diambil dengan telah mempertimbangkan berbagai macam hal. Ketika kemudian, terjadi pro dan kontra, tentu itu wajar adanya. Mengambil pelajaran dari kondisi tersebut, permasalahan yang semestinya disikapi adalah perlunya perbaikan yang lebih baik, sehingga sistem yang kacau akibat server yang kelebihan beban tidak perlu lagi terjadi.
Terhadap orang tua yang mengeluh akibat tidak familier terhadap dunia internet, mestinya harus disikapi bahwa hal itu adalah salah satu kemajuan teknologi yang mau tidak mau harus kita hadapi dan tentunya perlu kita dipelajari.
Dunia internet adalah ibarat mata pisau yang mempunyai 2 sisi berbeda, yang satu sisinya terdapat banyak hal yang dapat menimbulkan deviasi dan dampak buruk, misalnya situs porno. Sementara disisi lain, dengan internet semua informasi yang baik, juga dengan mudah dan cepat bisa kita akses. Disitulah perlunya kearifan berbagai pihak agar dengan segala kelebihan dan kekurangannya, internet bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat. *[adm]
Referensi : Teknologi, Kemajuan atau Pil Pahit | Generasi Tangguh | Watak dan Karakter
Selengkapnya → Pendaftaran Siswa Baru Secara Online Kacau
Zainuddin Muhammad Zein begitu nama lengkapnya, lahir di Jakarta tanggal 2 Maret 1951. Dia menyelesaikan semua sekolahnya di Jakarta dan menyelesaikan strata satu di Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta. Mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Zainuddin berpulang kepada Sang Maha diusia 60 tahun.
Ceramah agamanya diminati banyak orang. Baik yang mendengar langsung pada setiap acara ceramah, maupun lewat radio dan televisi. Dengan sukses lewat dakwahnya itulah kemudian Zainuddin dijuluki dai sejuta umat.
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an, QS. Ali ’Imran : 185. ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu”. Tak ada kecuali, semua yang berjiwa pasti akan bertemu dengan Malaikat maut, untuk kemudian akan dimintai pertanggungjawaban kelak nanti di Hari Perhitungan.
Maut tidak mengenal umur. Baik muda maupun tua, sudah semestinya bersiap untuk menghadapi ajal. Tidak ada rumus yang mengatakan, bahwa yang lebih tua akan dahulu mati. Artinya, tidak ada jaminan bahwa Izrail, tidak akan datang di usia muda. Lebih jauh apa yang mesti disiapkan menghadapi kematian. Cukupkah, amal kebaikan yang selama ini telah dilakukan ?
Bermuhasabah dan menghitung kembali apa yang selama ini telah kita lakukan mutlak dilakukan. Persiapkan bekal yang cukup untuk menghadapi ajal. Pesan yang sering penulis sampaikan kepada adik-adik Taman Pendidikan Al Qur’an dan Remaja Islam Masjid Al Hikmah Toyan, dengan bahasa sederhana, berusahalah untuk selalu meningkatkan semangat mempelajari nilai keislaman lalu praktekkan. Allohu A’lam. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]
Referensi : Kiamat Sudah Dekat | Generasi Muda Kader | Cegah Perbuatan Keji dan Mungkar
Selengkapnya → Tiap Jiwa Pasti Akan Merasakan Mati